Risiko

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungakan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk).
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Walau sekecil apapun kerugian yang mungkin diakibatkan, maka kerugian tersebut tetap tergolong risiko.


Sedangkan manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak milik, dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas ke
mungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu risiko.

Sasaran Manajemen Risiko

Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi, dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya bagi entitas manajemen risiko (manusia, staf, dan organisasi).

Jenis Risiko

Risiko secara umum dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk:
  1. Risiko Murni (Pure Risk)
Merupakan sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran, maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian, kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada maksud-maksud tertentu. Salah satu cara menghindari risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. Itu sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (Insurable Risk). Contoh lain dari risiko murni adalah tuntutan dari pihak lain karena kelalaian dan bencana alam.
  1. Risiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian. Risiko spekulatif kadang dikenal pula dengan intilah risiko bisnis (Business Risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya di suatu tempat menghadapi dua kemungkinan, kemungkinnya adalah investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugiakan. Contoh lain dari risiko spekulatif adalah risiko dari perubahan harga dan risiko kredit.
Perbedaan utaman antara risiko murni dan risiko spekulatif adalah kemungkinan yang ditimbulakan yaitu untung atau tidak, untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung.
Selain dua bentuk yang umum di atas, terdapat empat jenis risiko lain yaitu risiko yang dapat diukur dan risiko yang tidak dapat diukur, risiko financial dan risiko non financial, risiko statis dan risiko dinamis, serta risiko fundamental dan risiko khusus.
Sedangkan sumber lain mengklasifikasikan risiko dalam beberapa jenis, yaitu:
  1. Risiko Operasional
Sumber terjadinya paling luas dibanding risiko lainnya, timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang berlaku, kesalahan manusia, kegagalan sistem, kegagalan operasional dan jasa, akuntansi, sistem teknologi informasi, sistem informasi manajemen, atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
  1. Risiko Hazard (Berbahaya)
Sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi berbagai akibat yang ditimbulkan dari suatu peristiwa. Kerugian yang dialami sebuah perusahaan merupakan contoh penyimpangan yang tentunya tidak diinginkan oleh semua perusahaan.
  1. Risiko Finansial
Risiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran dividen atau bunga serta pokok pinjaman.
  1. Risiko Strategik
Risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.

Metode Penanganan Risiko

Proses penanganan atau manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen (tahap):
  1. Internal Environment identification (Identifikasi Lingkungan Internal)
Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana perusahaan atau instansi pemerintah berada dan beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity(integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko, risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko, ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.
  1. Objective Setting (Penentuan Tujuan)
Manajemen harus menetapkan tujuan-tujuan dari organisasi agar dapat mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko.  Dalam instansi pemerintah, tujuan (objective) dapat dibedakan menjadi dua, yang pertama yaitu strategic objective yang berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi, dan yang kedua adalah activity objective yang dapat dipilah menjadi tiga kategori yaitu operation objectives, reporting objectives, dan compliance objectives.
  1. Event Identification (Identifikasi Risiko)
Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negatif (risk). Terdapat empat model dalam identifikasi risiko, yaitu Exposure Analysis, Environmental Analysis, Threat Scenario, dan Brainstorming Questions.
  1. Risk Assessment (Penilaian Risiko)
Menilai sejauh mana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat mengganggu pencapaian dari tujuan (objectives). Besarnya dampak dapat diketahui dari inherest dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu likehood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko). Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik yaitu qualitative technique dan quantitative technique.
  1. Risk Response (Sikap Atas Risiko)
Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk respone dari organisasi dapat berupa:
    1. Avoidance,yaitu dihentikannya aktifitas atau pelayanan yang menyebabkan risiko;
    2. Reduction, yaitu mengambil langkah-langkah mengurangi likehood atau impact dari risiko;
    3. Sharing, yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain;
    4. Acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan.
  1. Control Activities (Aktifitas-aktifitas Pengendalian)
Berperan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi integritas dan nilai etika, kompetensi, kebijakan dan praktik-praktik SDM, budaya organisasi, filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen, struktur organisasi, serta wewenang dan tanggungjawab. Beberapa jenis pengendalian sendiri dapat berupa pembuatan kebijakan dan prosedur, pengamanan kekayaan organisasi, delegasi wewenang dan pemisahan fungsi, dan supervisi atasan.
  1. Information and Communication (Informasi Dan Komunikasi)
Menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, dimana kualitas informasi dapat dipilah menjadi appropriate, timely, current, accurate, dan accessible. Arah komunikasi sendiri dapat bersifat internal maupun eksternal.
  1. Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) yang tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan aktifitas rutin lainnya, maupun terpisah (separate evaluating) yang biasnya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis).



disusun oleh: Meylida Widyaningrum

0 komentar:

Posting Komentar